Bentuk Penggajian Dalam Sistem HRM? Begini Penilaiannya!

Penggajian dalam sistem HRM bukan sekadar soal membayar gaji tepat waktu. Lebih dari itu, penggajian mencerminkan efisiensi, keadilan, dan strategi manajemen SDM yang cerdas dalam perusahaan modern.

Dalam dunia kerja yang terus berkembang, memahami peran penggajian dalam sistem HRM menjadi kunci untuk menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan profesional.

Penasaran bagaimana pengelolaan penggajian bisa berdampak besar pada kinerja perusahaan? Yuk, simak ulasan lengkapnya di bawah ini!

Apa Hubungan Penggajian Dengan Sistem HRM?

Sistem HRM merupakan aturan yang mencakup seluruh proses pengelolaan sumber daya manusia dalam organisasi, mulai dari rekrutmen, pelatihan, penilaian kinerja, hingga kompensasi.

Nah, penggajian adalah bagian krusial dalam kompensasi yang langsung memengaruhi kinerja dan kesejahteraan karyawan.

Beberapa poin penting yang menjelaskan hubungan erat antara penggajian dan HRM:

• Penggajian sebagai motivator utama: Kompensasi finansial tetap menjadi faktor utama yang memengaruhi motivasi kerja. Ketika sistem penggajian adil dan transparan, karyawan akan lebih semangat dan produktif.
• Penggajian mendukung strategi SDM: Sistem penggajian yang baik membantu HRM menerapkan strategi yang mendukung pertumbuhan organisasi. Misalnya, perusahaan bisa memberikan bonus untuk mendorong karyawan mencapai target tertentu.
• Penggajian sebagai bentuk penghargaan: HRM memanfaatkan sistem penggajian untuk mengapresiasi kontribusi karyawan melalui bonus, insentif, atau kenaikan gaji.
• Penggajian dan retensi: Karyawan cenderung bertahan lebih lama di perusahaan dengan sistem gaji yang kompetitif dan terstruktur.
• Penggajian mencerminkan budaya organisasi: Organisasi yang menghargai karyawan biasanya memiliki sistem penggajian yang fair, transparan, dan fleksibel.

Tujuan Mengatur Sistem Penggajian dalam HRM

Mengelola penggajian dalam HRM bukan sekadar tentang pembayaran, melainkan juga bagian dari strategi jangka panjang.

Berikut beberapa tujuan utama dari sistem penggajian yang terintegrasi dengan HRM:

1. Menarik Talenta Berkualitas

Dalam pasar kerja yang kompetitif, sistem penggajian menjadi daya tarik utama untuk merekrut kandidat unggulan. Gaji yang kompetitif dibandingkan dengan standar industri dapat meningkatkan daya saing perusahaan dalam menarik talenta.

2. Mempertahankan Karyawan Potensial

Karyawan akan lebih loyal jika merasa dihargai dan mendapatkan kompensasi yang layak. Sistem penggajian yang adil mencegah turnover yang tinggi dan menekan biaya rekrutmen ulang.

3. Mendorong Produktivitas dan Kinerja

Dengan sistem penggajian berbasis kinerja, karyawan didorong untuk bekerja lebih keras dan mencapai target. Skema bonus, insentif, dan penghargaan meningkatkan keterlibatan karyawan.

4. Menjamin Keadilan Internal dan Eksternal

HRM bertugas memastikan bahwa penggajian dilakukan secara adil. Keadilan internal berarti gaji antara jabatan atau level kerja di dalam organisasi sebanding, sementara keadilan eksternal berkaitan dengan standar gaji di pasar.

5. Mematuhi Regulasi dan Hukum Ketenagakerjaan

Sistem penggajian harus mengikuti regulasi pemerintah, seperti Upah Minimum, pembayaran THR, BPJS, dan pajak penghasilan (PPH 21). Ketidakpatuhan bisa berakibat sanksi hukum.

6. Mengendalikan Anggaran dan Efisiensi Biaya

Penggajian adalah salah satu komponen biaya operasional terbesar. Dengan sistem HRM, pengeluaran ini bisa dikelola secara efisien tanpa mengorbankan kesejahteraan karyawan.

7. Membangun Citra Perusahaan

Perusahaan yang memiliki sistem penggajian yang baik dan adil akan membangun citra positif di mata publik dan calon karyawan.

Bentuk-Bentuk Penggajian yang Digunakan dalam HRM

Dalam implementasi HRM, penggajian tidak hanya berbentuk gaji bulanan. Ada berbagai bentuk dan strategi penggajian yang bisa diterapkan sesuai kebutuhan organisasi.

1. Gaji Pokok (Basic Salary)

Merupakan kompensasi utama yang diterima karyawan secara berkala. Gaji pokok biasanya ditetapkan berdasarkan jabatan, level pendidikan, dan pengalaman kerja.

2. Tunjangan Tetap

Termasuk tunjangan transportasi, makan, jabatan, keluarga, dan lainnya yang dibayarkan secara rutin bersama gaji pokok. Tunjangan ini meningkatkan daya beli dan kesejahteraan karyawan.

3. Tunjangan Tidak Tetap

Tunjangan yang tidak diberikan secara rutin, seperti uang lembur, uang tugas luar kota, atau insentif berdasarkan proyek.

4. Bonus dan Insentif

Diberikan sebagai penghargaan atas pencapaian tertentu, baik individu maupun tim. Bisa dalam bentuk bonus tahunan, kuartalan, atau insentif berbasis KPI.

5. Komisi Penjualan

Biasa digunakan dalam bidang sales atau marketing, di mana karyawan menerima persentase dari hasil penjualan mereka.

6. Profit Sharing

Perusahaan membagi keuntungan dengan karyawan berdasarkan kontribusi mereka terhadap keberhasilan bisnis. Sistem ini meningkatkan rasa kepemilikan dan loyalitas.

7. Stock Option / ESOP

Program kepemilikan saham karyawan yang umum diterapkan di perusahaan startup atau perusahaan besar. Karyawan diberi hak membeli saham perusahaan dengan harga khusus setelah masa kerja tertentu.

8. Fasilitas Tambahan (Benefit)

Bentuk penggajian non-tunai seperti asuransi kesehatan, program pensiun, cuti tambahan, kendaraan operasional, beasiswa anak, hingga subsidi tempat tinggal.

9. Flexible Benefits

Perusahaan memberi kebebasan kepada karyawan untuk memilih benefit yang mereka inginkan sesuai kebutuhan, misalnya memilih antara tunjangan transportasi atau subsidi gym.

10. Penggajian Berbasis Kinerja (Pay-for-Performance)

Model ini mengaitkan kompensasi langsung dengan hasil kerja. Karyawan yang berkinerja tinggi mendapatkan gaji lebih tinggi dibanding rekan sejawatnya.

11. Kompensasi Non-Material

Tidak melibatkan uang secara langsung, namun memberikan dampak besar pada kepuasan kerja. Misalnya: fleksibilitas waktu kerja, pengakuan di forum internal, pelatihan gratis, atau peluang promosi.